Kamis, 03 Maret 2016

Museum Hoofdbureau


Seiring dengan bertambahnya usia bangunan peninggalan Belanda pada masa penjajahan, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti akhirnya meresmikan museum hidup ‘Hoofdbureau’ yang telah lama dijadikan sebagai Markas Kepolisian Resor Kota Besar (Mapolresta- bes) Surabaya pada 10 Oktober 2015 lalu.  Kala itu Badrodin mengatakan gedung ini kembali ke wajah awalnya dan banyak sejarah yang dilahirkan di sini.
“Selamat dan manfaatkan museum ini sebaik-baiknya,” tutur Badrodin saat meresmikan renovasi pelestarian cagar budaya dan museum hidup ‘Hoofdbureau’. Bangunan tersebut memiliki nilai arsitektur dan sejarah tinggi, sehingga harus benar-benar terjaga meski pemimpinnya berganti. Diharapkan meski berganti pimpinan, tidak akan merubah peruntukan gedung ini. Pasalnya gedung tersebut menjadi  saksi pelucutan senjata tentara Jepang oleh pasukan polisi istimewa. Dengan menjadi museum ‘hidup’, diharapkan gedung Mapolrestabes Surabaya selain dijadikan sebagai kantor polisi, bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang sejarah serta lokasi pariwisata sekaligus ikon baru Kota Pahlawan.
Renovasi bangunan tersebut memakan waktu sekitar 4 bulan. Untuk bagian luar gedung, 90% kondisinya masih asli. Renovasi dilakukan dengan bekerjasama bersama tim Cagar Budaya untuk menggali tapak-tapak sejarah, termasuk mengumpulkan data-data terkait ‘Hoofdbureau’. Museum ini banyak mengole http://kereta-api.info/jadwal-kereta-api-rute-surabaya-jakarta-lengkap-pp-5815.htm ksi benda-benda yang dulu digunakan polisi, mulai dari senjata, alat alat penyelidikan, identifikasi, hingga meja tugas polisi Ada beberapa senjata koleksi buatan tahun 1895, berupa pistol jenis Lee Enfield buatan Inggris. Benda sejarah polisi lainnya adalah pistol Leger Parabellum buatan tahun 1898, Shotgun Colt Doble Hammer buatan Amerika Serikat pada 1875. Ada juga Pistol Cold Revolver 38 buatan 1945, SMR Bren MK III buatan Britania pada 1935, SKS/ Coeng buatan Uni Soviet pada 1935 dan ada juga beberapa senjata lainnya. Selain itu, ada juga lemari kuno serta kamera dengan beragam usia yang dulu kerap digunakan polisi dalam proses identifikasi.
“Ada juga benda dari hibah, seperti seragam polisi istimewa zaman perjuangan, yang disumbangkan khusus dari keluarga salah satu anggota Polisi Istimewa. Ada juga seragam hibah dari Jenderal Sutarman dan Komjen Ito Sumardi,” ujar Kasubaghumas Polrestabes Surabaya, Kompol Lily Djakfar. Masih banyak lagi koleksi yang dipajang di museum tersebut. Seperti halnya seragam dari Jenderal Bimantoro yang pernah menjabat sebagai Kapolri ke 16 pada 2000 lalu yang sekaligus pernah menjabat Kapolwiltabes Surabaya di era 1993-1996. Museum Hidup Polrestabes Surabaya ini juga dilengkapi dengan ruang kerja Muhammad Yasin yang menjadi Bapak Brimob Polri ini.

sumber: radar Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar