Kamis, 03 Maret 2016

Sejarah Gedung Balai Pemuda


Gedung Balai Pemuda - Surabaya (sumber: Wikipedia)
Balai Pemuda, sebuah bangunan ikonik yang berada di Jalan Gubernur Suryo 15 ini tentu sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Bukan hanya dari bentuk bangunan, peristiwa kebakaran yang pernah terjadi, pengembangan bangunan, hingga sejarah masa lampaunya yang memang sudah amat tersohor. Bangunan seluas 6.184 meter persegi diatas lahan seluas 12.000 meter persegi tersebut awalnya bernama De Simpangsche Societeit atau Simpangsche Club yang dibangun pada tahun 1907 oleh Wakan Westmaes di pojokan jalan Pemuda (dahulu Simpang) dan jalan Yos Sudarso (dahulu Dijkermansstraat). Tempat tersebut dahulu nya merupakan tempat berkumpul para kaum elite, dimana tempat tersebut digunakan untuk pesta dansa, acara minum teh, dan bowling yang khusus untuk orang Belanda. Penduduk pribumi dilarang masuk ke dalam gedung tempat tersebut.
Ini terlihat dari tulisan yang terdapat di depan gedung yang berbunyi ‘ VER- BODEN VOOR HONDEN EN INLANDER’ yang artinya dilarang bagi orang pribumi dan anjing. Tulisan itu masih utuh hingga sekarang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di bawah pimpinan Wiwiek Widayati menjadi instansi yang mengelola objek cagar budaya tersebut. Dari catatan sejarah, setelah Indonesia merdeka, gedung De Simpangsche Societeit dikuasai oleh Pemuda Republik Indonesia (PRI) dan juga dijadikan markas Pemuda Arek-Arek Suroboyo. Pada tahun 1957 Pemerintah Daerah menggunakan gedung tersebut sebagai balai pertemuan umum dengan nama Balai Pemuda.
Sesuai dengan fungsinya sebagai pertemuan umum, Balai Pemuda digunakan untuk kegiatan-kegiatan pertemuan, pesta, rapat, dsb kepada pihak yang ingin menggunakannya. “Dan sampai saat ini kami terus mengembangkan dan melakukan resto- rasi pada bangunan yang menjadi ikon seni dan hiburan tempo dulu hingga saat ini. Hal itu kami lakukan untuk memperluas pemanfaatan bangunan tersebut sebagai pusat aktivitas seni dan budaya, termasuk memperbaikinya setelah terjadi kebakaran pada 2011 lalu,” terang Wiwiek. Saat ini bangunan-bangunan di area Balai pemuda bukan hanya untuk aktivitas seni dan budaya, tetapi sudah berkembang luas, walaupun fungsi utamanya tetap untuk menampung aktivitas seni dan budaya masyarakat Surabaya.
Wiwiek memaparkan, pengembangan yang dilakukan di Balai pemuda seperti pada pertengahan tahun 2009 Balai Pemuda menjadi salah satu destinasi wisata Surabaya Heritage Track Bus http://kereta-api.info/makin-ramai-stasiun-bumiayu-dapat-tambahan-10-pemberhentian-kereta-5845.htm, dan kunjungan wisatawan semakin meningkat. Pemerintah Surabaya juga menggagas bus wisata sendiri yang bermarkas di Balai Pemuda, yaitu Surabaya Shopping and Culinary dengan destinasi tempat- tempat wisata kuliner, tempat belanja dan beberapa ikon Surabaya. “Selama tahun 2015 terdapat lebih dari 4,2 juta wisatawan lokal dan mancanegara yang mengunjungi Balai Pemuda. Sedang- kan untuk yang memanfaatkan layanan Surabaya Shopping and Culinary sebanyak 4.600 wisatawan,” papar Wiwiek.
Banyaknya wisatawan yang berkunjung selain di Balai Pemuda menjadi pusat aktivitas seni dan budaya, banyaknya event yang diselenggarakan. Juga disana terdapat Tourism Information Center (TIC) yang menjadi pusat informasi bagi wisatawan, baik asing maupun lokal. Pengembangan lain yang dilakukan adalah pembukaan Rumah Bahasa pada awal tahun 2014. Dimana fasilitas tersebut dibuka untuk memberikan pelati- han bahasa gratis kepada masyarakat Surabaya, terutama supir taxi, supir bis, becak dan pelajar. Selain itu diarea Balai Pemuda juga terdapat Gedung Dewan Kesenian Kota Surabaya, Balai Budaya, gedung pameran, masjid, perpustakaan umum, ruang khusus bagi anak anak ( Children Library dan Children Play Land ), BI Corner dan Korean Corner.
Beberapa barang-barang peninggalan dan cerita sejarah  Balai Pemuda juga dapat ditemukan di Museum Surabaya. “Kedepan kami akan terus mengembangkan Balai Pemuda sebagai cagar budaya, ikon kota, dan pusat aktivitas seni dan budaya masyarakat. Balai Pemuda telah menjadi salah satu kebanggaan kota yang sudah dikenal di dunia internasional dan itu harus tetap dipertahankan,” tegas Wiwiek.

sumber: radar surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar